Kamis, 02 Oktober 2014

Awas Intel Jepang Ada Dimana-mana !


Oleh : Bambang Haryanto
Aktivis Literasi #joyofjournaling

Majalah Reader’s Digest pernah menulis lelucon : “Apa yang terjadi bila satu bus penuh turis Jepang dibajak teroris ? Polisi akan memperoleh 50 foto diri teroris dari pelbagai sudut. “

Lelucon ini menunjukkan kegetolan turis Jepang yang kemana-mana memotret obyek wisata yang mereka kunjungi. Ternyata kebiasaan hebat turis Jepang bukan hanya itu.

Harry Davis, Wakil Direktur Program MBA di Sekolah Bisnis Universitas Chicago, Amerika Serikat, mengatakan bahwa turis-turis Jepang itu juga membawa-bawa bloknot. Mereka mencatat hal-hal khusus yang dapat mereka amati dari pelbagai penjuru dunia yang mereka kunjungi.



Mereka sedang melakukan tindak intelijen secara legal. Mereka mengumpulkan data. Pelbagai data itu diolah dan dijadikan pertimbangan dalam menghasilkan produk yang diekspor Jepang ke seluruh dunia. Itulah cara Jepang menguasai ekonomi dunia.

Apakah Anda bila menjadi wisatawan di manca negara juga ingin melakukan hal hebat yang sama ?

Sumber : Komedikus Erektus : Dagelan Republik Kacau Balau. Imania, 2010.

Wonogiri, 2/10/2014

Diskusi di Facebook :

Lolyta Sari : Ide bagus mas.

Murtini Pendit : Terus terang, kalau saya jalan2 ke luar negeri senangnya mejeng dan di foto dg latar belakang gedung, pemandangan atau orang lokal. Tdk pernah mencatat, hanya menyimpan foto utk kenangan pribadi, he he he.

Irhamni Ali  : Gimana ya pak saya juga suka sekali memotret dan mencatat tapiii kalo saya tulis dan sebarkan akan jadi pitnah krn banyak ayam burik pak 

Bambang Haryanto : Tks, Irhamni Ali. Smg terus getol memotret, baik pakai kamera dan kamera hati, jg dlm mencatat. Maaf aku msh tidak tahu konteksnya mengapa aktivitasmu itu bs terkait dgn ayam burik. Jargon ini pun jg gak aku ketahui. Maaf.

Tapi intinya kampanye
#joyofjournaling dan #manfaatmencatat ini sesungguhnya ditujukan utk semua orang agar menjadi lbh produktif dan pembelajar yg lebih baik. Mosok pustakawan menolak gagasan ini ?


Irhamni Ali
: Setuju pak, saat ini saya ingin sekali belajar menulis khususnya penulisan populer, agak nyesel juga saya dulu gak ambil mata kuliah itu waktu muda dulu.

Bambang Haryanto
: Langsung praktek saja, Irhamni Ali. Tidak ada kata terlambat. Dan ingat, dunia perpustakaan Indonesia membutuhkannya.Irhamni Ali : Iya pak first rules is no rules saat ini saya sdg kecanduan nulis ilmiah pak khususnya call for paper heheheh, alhamdulillah KPDI aceh ini tulisan saya kembali diterima seperti kemarin.

Yogi Hartono
: Jadi inget waktu kkn dulu, ada bus membawa turis jepang berhenti di pinggiran alun alun purwakarka....beberapa turis jepang mengerumuni obyek dengan membawa handycam....ternyata mereka mendokumentasikan orang gila kumuh gak berbusana...katanya di jepang gak ada.....he he he mirip butoh...pertunjukan teater jepang..


Bambang Haryanto : Mengapa wisatawan Jepang selalu motret sana motret sini dimana-mana ? Ada beberapa jawaban menarik di : http://www.quora.com/Why-are-Japanese-tourists-always...

Bambang Haryanto
Agar rapi dan terorganisasi, pendemo di Hongkong Occupy Central With Love and Peace (OCLP) yang masih hangat saat ini sampai menerbitkan manual gerakan. Isinya begitu rinci, dari filosofi sampai mengenai detil sarana yang perlu disiapkan. Sarana itu meliputi : telepon seluler, kantong tidur (tenda tidak dianjurkan), tas punggung besar, dan juga bloknot plus bolpoin untuk menuliskan catatan-catatan penting.

Tautan : http://oclp.hk/index.php?route=occupy%2Feng_detail&eng_id=28


Bambang Haryanto
: Tips memotret saat liburan dengan handphone Anda   : http://travel.usnews.com/.../How-to-Take-Amazing.../...

Irhamni Ali
: Tips yang menarik pak, saya pun sudah memulainya dengan telepon seluler dan alhamdulillah, sayqa pake iphone dan aplikasi adobe photoshop express hasilnya juga lumayan bagus pak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar